Suka Duka Relawan PMI



Malu Beri Nafas Buatan Dengan Mulut

SIGAP dan cekatan, itulah kinerja relawan Palang Merah Indonesia (PMI) saat terjadi bencana, baik besar maupun ringan, seperti kecelakaan lalulintas. Pendek kata, relawan PMI selalu siap memberi pertolongan, Bagaimana suka dukanya ?
Bagi relawan PMI, menolong sesama adalah panggilan jiwa. Setiap menerima telepon adanya bencana atau kecelakaan, relawan PMI selalu siap memberi pertolongan. Ida Bagus Oka Mahendra relawan PMI .... terpanggil bergabung di PMI atas pengalaman pahit masa lalunya di Kalimantan Tengah. Saat dia masih SD, ibundanya meninggal dunia di TKP. ”Saat itulah saya bertekad selalu membantu sesama yang terlibat kecelakaan lalulintas.” Saya ingin menolong semampunya agar mereka yang terlibat kecelakaan mendapat pertolongan pertama,” paparnya.
Dari pengalaman ia selalu siap bebagai obat-obatan dan alat-alat pertolongan pertama .“Saya selalu siap bawa kotak obat. Siapa tahu dijalan melihat ada kecelakaan lalulintas, relawan PMI bisa bergerak cepat memberi pertolongan,” tandasnya. Sebelum korban kecelakaan dirujuk ke rumah sakit, biasanya dia memberi pertolongan pertama. Hanya, ketika korbannya pingsan dan perlu nafas buatan, dia grogi. Maklum, ia malu memberi nafas buatan karena alat-alat pengobatan yang dia bawa kurang lengkap. ”kita tak enak bari nafas bantuan melalui mulut. Ini kadang-kadang menjadi kendala pribadi jika kebetulan lewat dan melihat kecelakaan.

Pernah terbit di Patroli Post

Tidak ada komentar: